Persiapan tanah, kebutuhan tanah dan bibit gandum

Wikifarmer

Tim Editorial

8 menit baca
Persiapan tanah, kebutuhan tanah dan bibit gandum

Gandum adalah tanaman yang adaptif dan tidak memiliki kebutuhan tanah yang ketat untuk tumbuh. Terdapat banyak varietas dari kultivar gandum, dengan waktu penanamannya di ladang sebagai klasifikasi utama. Dalam konteks ini, varietas gandum dikelompokkan pada tipe musim dingin dan musim semi. Masing-masing tipe memiliki kebutuhan dan sifat kondisi lingkungan yang berbeda. 

Suhu dan kebutuhan tanah untuk budidaya gandum 

Suhu 

Gandum musim dingin menunjukkan ketahanan yang tinggi terhadap suhu rendah (bahkan pada suhu -20°C atau -4oF) selama tahap pertumbuhan awal. Bahkan, di bawah kondisi hari yang panjang (siang hari menjadi lebih panjang daripada malam hari), kondisi seperti ini diperlukan untuk pertumbuhan normal tanaman gandum. Proses ini disebut vernalisasi. Gandum musim semi                                                               

Lebih sensitif terhadap suhu rendah, dan tanggal penanaman harus disesuaikan untuk menghindari kerusakan akibat embun beku didaerah yang mengalami embun beku musim semi yang kuat.

  • Temperatur minimal untuk inisiasi perkecambahan adalah 4oC (39.2°F), dengan rentang yang optimal berada di antara 12 dan 25°C (53.6 dan 77°F). Perkecambahan dipercepat ketika suhu mendekati 18-20°C (64.4 - 82.4°F).
  • Pada kedua tipe tersebut, perkembangan vegetatif berhenti ketika suhu turun di bawah 5oC (41°F), sementara suhu harian yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan anakan optimal adalah 15-22°C (59-71.6°F). Suhu sekitar 20-23°C (68-73.4°F) akan mengarah kepada percepatan pertumbuhan tanaman. Namun, pada kasus ini, untuk menghindari kelelahan pada tanaman, petani dapat mengambil tindakan dan memberikan air dan nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan yang tinggi. 
  • Fase antesis (anthesis) sangat penting untuk hasil panen akhir, dan suhu yang ekstrem dengan angin kencang dapat mengakibatkan kemandulan kepala bunga, memengaruhi perkembangan ovarium, serbuk sari dan kelangsungan hidup kuntum bunga. Bahkan suhu ambang maksimal dan minimal dapat bervariasi tergantung varietasnya; umumnya, untuk antesis, 4-6°C (39-42.8°F) adalah suhu minimal, sementara 19-22°C (66.2-71.6°F) adalah suhu maksimal (Kumar et al., 2016). Namun, terdapat varietas gandum musim dingin tertentu dengan toleransi panas yang lebih tinggi, tapi meskipun demikian, suhu yang melebihi 32-35 °C (89.6-95°F) dianggap sebagai malapetaka (Marcela et al., 2017). Selama tahap pembungaan, terdapat angin hangat; masalah dapat muncul bahkan ketika suhu rendah. Petani harus mempertimbangkan suhu yang diperkirakan pada saat gandum mulai memasuki tahap ini dan menyesuaikan tanggal tanamnya.
  • Terakhir, untuk tahap dari susu, adonan dan kematangan, suhu minimumnya adalah 8-10, 11–12, dan 13–15 °C (46.4-50, 51.8-53.6, dan 55.4-59°F), sementara suhu maksimumnya, secara berurutan, adalah 24–26.5, 26–29, dan 29.5–31 °C (75.2-79.7, 78.8-84.2 dan 85.1-87.8°F) (Kumar et al., 2016).

Kebutuhan Tanah Gandum

Gandum dapat dibudidayakan di berbagai macam tekstur tanah. Namun, tanah bertekstur dianggap yang paling baik, sementara tanah gambut dengan jumlah mineral (natrium, besi, dan magnesium) yang tinggi harus dihindari (Mojid et al., 2020, 1). Tekstur tanah dapat memengaruhi ketinggian tanaman, area daun, biomassa tanaman, dan jumlah serta karakteristik biji.

Gandum lebih baik dibudidayakan pada tanah dengan pH netral (sekitar 7). Namun, penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan dan kronis telah menyebabkan pengasaman (acidification) pada sebagian besar tanah di mana gandum dibudidayakan. Cara paling hemat biaya untuk meningkatkan pH tanah adalah dengan menggunakan batu kapur pertanian.

Selanjutnya, tanah dengan kesuburan rendah dan salinitas tinggi dapat secara negatif memengaruhi hasil panen. Masalah salinitas terjadi paling sering pada lahan irigasi. Salinitas tanah yang tinggi dapat menurunkan kelangsungan hidup bibit wang, jumlah dari anakan primer dan sekunder, jumlah daun dan bulir, serta ketersediaan air (2). Petani dapat membantu tanaman dengan meningkatkan K+ dan menurunkan Na+ (Rahman et al., 2005). Pada akhirnya, tingkat salinitas yang melebihi 100mM NaCl dapat menurunkan kualitas biji secara signifikan (Farooq dan Azam, 2005). Petani dapat mengumpulkan beberapa sampel dari lahan dan mengirimnya untuk dianalisis untuk menentukan dan memantau karakteristik tanah. Untuk pH tanah, Anda dapat mengumpulkan beberapa sampel representatif dari area berbeda pada lahan, dari lapisan atas tanah dan dari kedalaman 10-20 cm (3.9-7.9 inci) dan 20-30 cm (7.9-11.8 inci). Untuk uji nutrisi, sampel-sampel tersebut harus diambil dari kedalaman 0 hingga 10-25 cm (0 hingga 3.9-9.8 inci) (3). 

Persiapan tanah dan penanaman gandum

Persiapan tanah 

Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang lebih cepat dan seragam, petani harus membeli benih yang bersertifikasi dan mempersiapkan persemaian (lahan). ICAR (Indian Agricultural Research Institute) menyebutkan keuntungan dari penerapan teknik bedengan di tanah ringan, khususnya di daerah dengan air terbatas, karena dapat menghemat 30% (3). Gandum dapat ditanam dengan baik pada sistem konvensional, pengolahan tanah minimal, dan tanpa olah tanah.

Sistem dengan olah tanah minimal dan tanpa olah tanah telah menjadi semakin terkenal dan disukai karena melindungi struktur tanah, mempertahankan kelembaban tanah, dan mengurangi kerentanan terhadap kerusakan akibat suhu dingin (winter kill). Pada sistem tanpa olah tanah, penanaman gandum musim dingin dapat dilakukan pada sisa tanaman barli (barley), kanola (canola), alfalfa dan kedelai yang berumur genjah (4). Umumnya, penanaman pada lahan dengan sisa tanaman dari tanaman gandum yang sebelumnya tidak dianjurkan karena terdapat risiko penularan penyakit pada tanaman baru yang cukup tinggi. 

Pada sistem konvensional, petani biasanya melakukan 1 hingga 4 kali pembajakan selama musim panas dan melakukan pemangkasan tepat sebelum penanaman gandum musim dingin. Untuk olah tanah utama dan persiapan tanah, petani dapat menggunakan pengolahan tanah putar (9). Pada beberapa kasus mungkin perlu dilakukan irigasi sebelum tanam sebanyak satu kali. 

Biji gandum dapat ditanam dengan tangan ataupun dengan berbagai macam alat tabur yang tersedia di pasaran. Untuk mencapai penyebaran benih yang lebih seragam pada lahan, penabur mesin (penabur udara) lebih disukai. Pada kasus ini, tergantung dari penabur, terdapat pilihan untuk memberikan pupuk selama proses penanaman. 

Tanggal penanaman dan kecepatan penanaman sangat penting untuk mencapai hasil panen yang tinggi pada gandum musim dingin dan musim semi. Tanggal penanaman bervariasi dari satu daerah ke daerah lainnya berdasarkan suhu, varietas dan ketersediaan air. Untuk menentukan tanggal tanam, petani harus mempertimbangkan panjang siklus hidup dari varietas yang telah dipilihnya dan perkiraan kondisi lingkungan selama tahap pembungaan tanaman. Kultivar gandum musim dingin biasanya ditanam dari September hingga November. Lebih spesifiknya, di India, varietas gandum kerdil dengan siklus hidup yang panjang dapat ditanam pada awal November. Sebaliknya, di Minessota (AS), gandum ditanam mulai dari awal September hingga minggu kedua Oktober. Michigan State University menjelaskan bahwa ketika menanam setelah tanggal 1 Oktober, diperkirakan terjadi kehilangan hasil panen sebanyak 0.6 gantang per hari (5). Tujuannya adalah untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik, dengan munculnya daun pertama yang sebenarnya sebelum “pembunuhan” oleh embun beku musim gugur pertama terjadi (4). Petani tidak boleh menanam terlalu awal karena tanaman gandum dengan pertumbuhan vegetatif yang berlebihan sensitif terhadap musim dingin yang mematikan, sementara itu terdapat juga risiko yang tinggi untuk serangan hama.

Populasi tanaman gandum dan kebutuhan benih per hektar 

Kecepatan benih dan populasi tanaman per hektar atau are harus disesuaikan dengan jumlah tanaman yang ditargetkan saat panen. Umumnya, untuk gandum musim dingin, jumlah rata-ratanya adalah 1000000 tanaman per are atau 2500000 tanaman per hektar, sementara untuk musim semi dan Durum adalah 1400000 tanaman per are (6) atau 3500000 tanaman per hektar. Pada kondisi curah hujan yang tidak baik dan tidak adanya irigasi, jumlah akhirnya bisa lebih sedikit. Namun, bisa saja terdapat deviasi yang besar dari jumlah-jumlah ini. Menurut Penn State University (10), populasi tanaman gandum musim dingin yang diharapkan di Pennsylvania adalah 1500000 tanaman per are atau 3750000 tanaman per hektar (28 hingga 34 tanaman/kaki persegi). Hal ini membutuhkan kecepatan benih 4250000 benih per hektar atau 1750000 benih per are (atau 20-23 benih per kaki dalam barisan 7 inci).

Kecepatan benih juga dipengaruhi oleh ukuran benih. Penjarakan tiap baris dapat bervariasi antara 15 dan 22.5 cm (5.9 hingga 8.7 inci). Pada lahan irigasi, jarak barisan yang lebih kecil lebih disukai (15-18 cm atau 5.9-7 inci). Pembenihan gandum musim dingin biasanya dilakukan pada kedalaman 2-5 cm (1-1.6 inci). Ketika suhu dan kelembaban tanah berada pada tingkat yang baik, benih dapat ditanam dekat dengan permukaan (2 cm) untuk mempercepat kemunculan. Benih dari varietas kerdil dapat ditanam pada kedalaman yang lebih pendek.

Benih dapat diberi perlakuan dengan fungisida berspektrum luas yang sesuai untuk melindunginya dari penyakit hawar daun, penyakit busuk daun, dan jamur layu (7). Sebagian besar perlakuan benih mencakup lebih dari satu bahan aktif untuk spektrum perlindungan yang lebih luas. Senyawa aktif yang biasanya ada fungisida hingga 2020 adalah: Tebuconazole, Fluxapyroxad, Pyraclostrobin, Carboxin, Thiram, Difenoconazole, Penflufen, Fludioxonil, Triticonazole, Sedaxane, Ipconazole, Mefenoxam, Metalaxyl, Prothioconazole (8). Anda harus selalu berkonsultasi pada ahli agronomi berlisensi setempat.

Informasi, Sejarah dan Kandungan Nutrisi Tanaman Gandum

Prinsip-prinsip memilih varietas gandum terbaik

Persiapan tanah, kebutuhan tanah dan bibit gandum

Kebutuhan dan metode irigasi gandum

Kebutuhan Pupuk Gandum

Penyakit dan Hama Gandum

Hasil panen-Pemanenan-Penyimpanan Gandum

Pengelolaan gulma pada pertanian gandum

 

Referensi

  1. https://www.fao.org/land-water/databases-and-software/crop-information/wheat/en/
  2. Wheat growth and physiology – E. Acevedo, P. Silva, H. Silva (fao.org)
  3. https://iiwbr.icar.gov.in/wp-content/uploads/2018/02/EB-52-Wheat-Cultivation-in-India-Pocket-Guide.pdf
  4. Winter wheat seeding dates | UMN Extension
  5. Planting the 2022 wheat crop – Wheat (msu.edu)
  6. Seeding rate for small grains | UMN Extension
  7. The Importance of Wheat Seed Treatments | CropWatch | University of Nebraska–Lincoln (unl.edu)
  8. MF2955 Seed Treatment Fungicides for Wheat Disease Management 2020 (ksu.edu)
  9. https://iiwbr.icar.gov.in/wp-content/uploads/2018/02/EB-52-Wheat-Cultivation-in-India-Pocket-Guide.pdf
  10. https://extension.psu.edu/planting-winter-wheat-in-dry-soils

Farooq, S., and Azam, F. (2005). The use of cell membrane stability (CMS) technique to screen for salt tolerant wheat varieties. J. Plant Physiol. 163, 629–637. doi: 10.1016/j.jplph.2005.06.006

Kumar, P. V., Rao, V. U. M., Bhavani, O., Dubey, A. P., Singh, C. B., & Venkateswarlu, B. (2016). Sensitive growth stages and temperature thresholds in wheat (Triticum aestivum L.) for index-based crop insurance in the Indo-Gangetic Plains of India. The Journal of Agricultural Science, 154(2), 321-333.

Marcela, H., Karel, K., Pavlína, S., Petr, Š., Petr, H., Kateřina, N., … & Miroslav, T. (2017). Effect of heat stress at anthesis on yield formation in winter wheat. Plant, Soil and Environment, 63(3), 139-144.

Mojid, M. A., Mousumi, K. A., & Ahmed, T. (2020). Performance of wheat in five soils of different textures under freshwater and wastewater irrigation. Agricultural Science, 2(2), p89-p89.

Rahman, M. A., Chikushi, J., Yoshida, S., Yahata, H., and Yasunaga, E. (2005). Effect of high air temperature on grain growth and yields of wheat genotypes differing in heat tolerance. J. Agric. Meteorol. 60, 605–608. doi: 10.2480/agrmet.605

Ren, A. X., Min, S. U. N., Wang, P. R., Xue, L. Z., Lei, M. M., Xue, J. F., … & YANG, Z. P. (2019). Optimization of sowing date and seeding rate for high winter wheat yield based on pre-winter plant development and soil water usage in the Loess Plateau, China. Journal of integrative agriculture18(1), 33-42.

Shannon, M.C. 1997. Adaptation of plants to salinity. Adv. Agron., 60: 75-120