Hasil panen-Pemanenan-Penyimpanan Gandum

Wikifarmer

Tim Editorial

6 menit baca
Hasil panen-Pemanenan-Penyimpanan Gandum

Hasil panen, pemanenan, dan penanganan pascapanen gandum 

Potensi hasil panen gandum 

Hasil Panen Gabah per hektar

Tujuan petani adalah untuk mendapatkan hasil panen akhir yang sesedikit mungkin menyimpang dari potensi hasil panen dari varietas gandum yang digunakan. Namun, hasil panen akhir tergantung pada varietas, jenis tanah, ketersediaan air dan nutrisi, kondisi cuaca, panjang periode budidaya, keberhasilan pengelolaan gulma dan perlindungan tanaman, dan waktu dan metode pemanenan. Sebagai contoh, gandum musim dingin, serta gandum diirigasi (atau tadah hujan yang baik), dapat menghasilkan hasil panen yang lebih tinggi dibandingkan dengan musim semi (perbedaan sebanyak 2–2.5 ton per hektar) dan gandum budidaya-kering (He et al., 2013). Umumnya, hasil panen biji gandum dapat berkisar antara jurang dari 1 ton per hektar hingga lebih dari 10 ton per hektar. Sebagian besar area penanaman gandum (musim dingin) memproduksi sekitar 3-7 ton per hektar, dengan Rekor Dunia mencapai 16.52 ton per hektar (2018, Selandia Baru). 

Hasil Jerami per hektar 

Gandum terutama dibudidayakan untuk bijinya. Jerami dari tanaman ini biasanya tetap berada di lahan setelah proses panen. Namun, beberapa petani memilih untuk mengumpulkan jerami dan menjualnya sebagai tempat tidur ternak untuk menambah pendapatan mereka. Hasil panen jerami tergantung pada varietas gandum, suhu, ketersediaan air, jenis tanah, dan tinggi pemotongan tajuk. Umumnya, hasil panen jerami dapat berkisar dari 1.25 hingga 5 ton bahan kering per hektar tergantung pada varietas, cuaca, dan kombinasi kondisi pemanenan (1).

Waktu panen gandum 

Pemanenan gandum dapat dimulai ketika tongkol dapat memberikan sampel yang bersih, dan tanaman telah mencapai berat kering biji maksimal. Saat ini adalah saat ketika tanaman mencapai kematangan fisiologis. Sejak saat itu dan seterusnya, tanaman tidak akan mengakumulasi hasil panen lagi, batangnya akan berubah menjadi kuning, dan kadar air dari gabah akan mulai menurun di bawah 35-40%. Tergantung pada kondisi cuaca, 10-14 hari tambahan mungkin dibutuhkan untuk seluruh batang mengering dan kadar air biji turun hingga 20% sehingga panen mekanis dapat dimulai (2). Namun, kebanyakan petani lebih suka untuk tidak memanen pada saat tersebut dan menunggu hingga kadar air turun hingga poin yang diharapkan sebesar 12.5%. biasanya, waktu mereka memasuki lahan utamanya tergantung pada kadar air gabah dan ketersediaan fasilitas pengeringan gabah (3). Ketika dipanen secara manual, biji dapat dikumpulkan saat kadar airnya berada pada 25%, 4-5 hari sebelum matang (4).

Kecuali untuk kadar air pada biji gandum, petani dapat mendasari keputusan waktu panen pada faktor lain seperti:

  1. Kondisi cuaca 
  2. Risiko penyebaran penyakit. Hal ini khususnya penting untuk varietas yang rentan terhadap penyakit hawar fusarium. Petani sering kali memeriksa lahan dan mulai pemanenan bahkan pada saat kadar air berada pada 20% (1) jika terjadi infeksi. Selama pemanenan, Anda dapat membuang beberapa gabah yang terinfeksi ringan oleh jamur dengan cara mengangin-anginkan dan meniupnya keluar dari belakang tongkol dengan jerami (5). Usahakan selalu menjaga biji yang terinfeksi terpisah dari yang sehat.
  3. Risiko kerebahan dan kecambah sebelum panen. Mulailah memanen di lahan dengan risiko tertinggi dan varietas yang paling rentan.
  4. Ketersediaan personel, mesin dan fasilitas pengeringan dan penyimpanan, dll.

Penundaan pemanenan gandum dapat menyebabkan gandum berkecambah, mengurangi kualitas tepung dan berat biji (bahan kering), dan kehilangan karena pecahnya biji selama pemanenan mekanis.

Gandum dapat diirik dengan disabit, diinjak oleh ternak di lantai pengirik, atau mesin perontok tenaga listrik (kombinasi). Sebagian besar varietas modern matang secara merata, hal ini membuat pemanenan mekanis lebih mudah dan hemat biaya. Namun, pada beberapa kasus, petani melakukan penyemprotan dengan glifosat (glyphosate) pada tahap adonan keras untuk mempercepat pengeringan tanaman (dalam seminggu setelah penyemprotan). Namun, metode ini memiliki beberapa kelemahan penting dan disarankan untuk dihindari. Teknik lainnya yang banyak digunakan di masa lalu adalah swathing, namun risiko tinggi untuk berkecambah sebelum pemanenan telah membatasi penggunaannya (6).  

Umumnya, yang terbaik adalah memulai panen di pagi hari dan tidak setelah hujan. Karena suhu yang tinggi, kadar air rendah dan mesin yang beroperasi, terdapat risiko kebakaran. Berhati-hatilah dan ambillah tindakan pencegahan.

Penanganan setelah pemanenan biji gandum 

Penyimpanan biji gandum jangka panjang dan aman dapat dilakukan jika kadar air di bawah 12%, idealnya 10%. Ketika benih disimpan di dalam karung, kadar air bahkan harus lebih kurang lagi, mendekati 9% (7).

Terdapat dua jenis pengeringan biji utama: 

  • Pengeringan menggunakan udara hangat pada suhu lebih dari 38°C (100°F). Hal ini adalah proses cepat dan lebih sesuai ketika biji telah di panen dengan kadar air yang tinggi.
  • Pengeringan udara alami dan suhu rendah. Bijinya dikeringkan perlahan pada penyimpanan selama lebih dari 3-6 minggu. Dengan metode ini, biji yang telah kering memiliki biji yang lebih berat, daya kecambah lebih tinggi, dan tingkat kerusakan yang lebih rendah (8).

Penyimpanan

Terdapat beberapa pilihan penyimpanan berbeda seperti silo yang dapat ditutup dengan kedap udara, silo yang tidak tertutup, kantong penyimpanan biji, dan gudang penyimpanan biji-bijian. Anda dapat memeriksa kelebihan dan kekurangan masing-masing pilihan sebelum menentukan di mana Anda akan menyimpan biji-bijian. Jika Anda memilih untuk menyimpan biji gandum dan untuk mengurangi risiko kehilangan karena serangan pada biji, petani atau pengelola gudang harus mengikuti langkah tertentu dan melakukan:

→ Silonya harus memenuhi spesifikasi tertentu. 

Anda dapat membangun, membeli atau menyewa silo penyimpanan yang sesuai. Lantai silo harus dilapisi, dihaluskan, dibersihkan, dan dikeringkan dengan penyekat kelembaban. Aerasi yang baik juga penting. Anda harus menjaga area di sekitar tempat penyimpanan (radius 3 meter atau 10 kaki) bersih dari sisa-sisa tanaman dan tumbuhan (9). Silo tersebut harus dibersihkan dan dibersihkan secara menyeluruh sebelum menempatkan biji-bijian baru ke dalamnya. Anda dapat memeriksa silo dengan teliti apakah ada retakan atau sisa biji-bijian yang lama (seperti debu atau lantai palsu). Jangan lupa untuk membersihkan ventilasi udara dan memperbaiki retakan atau lubang pada tempat penyimpanan. Selanjutnya, Anda dapat menyemprotkan insektisida bersertifikat (residu) pada lantai dan dinding silo sebelum menyimpan biji baru. Anda dapat bertanya pada ahli agronomi profesional bersertifikat setempat. 

→ Tempatkan hanya biji yang sehat pada silo 

Kadar air dan suhu biji gandum yang akan disimpan pasti akan memengaruhi lama periode penyimpanan.

→ Perlindungan kimia 

Dari waktu panen, petani dapat menerapkan produk pelindung dengan senyawa aktif sebagai berikut: Pirimifos-metil, (S) – Metoprena (10). Anda harus selalu berkonsultasi pada ahli agronomi bersertifikat setempat. Biji dapat diberi perlakuan dengan insektisida bersertifikat jika diperlukan. Biasanya, disarankan untuk memberikan perlakuan tersebut sebelum menempatkan biji pada tempat penyimpanan, dan pada kasus ini, penyimpanan akan bertahan hingga lebih dari setahun. Jika biji disimpan pada area di mana suhu dan tingkat kelembaban tinggi, maka pelindung biji sangat penting untuk diaplikasikan, terkadang diikuti oleh pemberian perlakuan capping (diaplikasikan pada bagian atas massa biji).

Untuk melindungi dari hama penyimpanan, biasanya dilakukan pengasapan dan menjaga ruangan tetap tertutup selama 24 jam. Teknik ini paling baik jika diaplikasikan hanya pada penyimpanan kedap udara yang dapat ditutup untuk menghindari perkembangan resistensi terhadap fosfat pada serangga. Untuk mengendalikan hewan pengerat seperti tikus, seng fosfida (zinc phosphide) sangat efektif. Beberapa disinfektan biji yang umum adalah fosfin (Phosphine), Sulfuril florida (Sulfuryl fluoride), dan Diklorvos (Dichlorvos). Produk dengan senyawa aktif tersebut dapat mengendalikan populasi hama (semua tahap pertumbuhan hama) pada biji yang telah terjangkit. Beberapa pelindung biji yang umum adalah Pirimiphos-methyl, Fenitrothion, Chlorpyrifos-methyl, Methoprene, dan Deltamethrin (7). 

Tergantung pada produk yang akan digunakan petani, ia harus mengikuti label petunjuk produk dan tentunya bertanya pada ahli agronomi bersertifikat setempat. 

→ Pemeriksaan teratur 

Penyimpanan benih yang terlalu lama pada lahan pertanian meningkatkan risiko kehilangan pasca panen karena patogen (jamur), hewan pengerat, dan hama biji-biji yang tersimpan, bahkan ketika langkah-langkah sebelumnya telah diikuti. Ketika suhu di dalam silo di atas 13-15.5°C (55-60°F), maka pemeriksaan harus dilakukan lebih sering (sekitar sekali seminggu), sementara ketika suhu di bawah 13°C (55°F), inspeksi dilakukan setiap dua minggu sekali (9). Kecuali untuk pemeriksaan visual, petani harus mengambil sampel representatif dari tumpukan biji dan memeriksanya untuk keberadaan-kerusakan karena serangga dan kontaminasi jamur. Perlu diingat bahwa ketika suhunya rendah, lebih baik mengambil sampel dari tengah tumpukan di mana lebih memungkinkan untuk menemukan serangga apa pun pada saat tersebut. Dalam kombinasi dengan pengambilan sampel, petani dapat menggunakan perangkap untuk melacak spesies dan jumlah dari serangga dari produk yang disimpan.

Uji Kualitas 

Untuk memudahkan klasifikasi kualitas dan menentukan penggunaan akhir dari biji yang dipanen, penting untuk melakukan uji kualitas (5). Tes tersebut akan berfokus pada hal-hal berikut:

  • Kandungan protein 
  • Kualitas protein 
  • Jumlah yang jatuh 
  • Kotoran (Penyaringan) 
  • Kekerasan 
  • Kadar air 
  • Berat: dengan menentukan berat hektoliter biji, penggiling tepung dapat memprediksi hasil akhir tepung. 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kualitas biji sangat dipengaruhi oleh penanganan pasca-panen dan kondisi penyimpanan serta praktik pengelolaan pada lahan selama periode budidaya gandum. Untuk mencapai standar pasar, petani harus melakukan seluruh tindakan yang diperlukan dan menyadari dampak dari setiap tindakan terhadap karakteristik kualitas biji.

Informasi, Sejarah dan Kandungan Nutrisi Tanaman Gandum

Prinsip-prinsip memilih varietas gandum terbaik

Persiapan tanah, kebutuhan tanah dan bibit gandum

Kebutuhan dan metode irigasi gandum

Kebutuhan Pupuk Gandum

Penyakit dan Hama Gandum

Hasil panen-Pemanenan-Penyimpanan Gandum

Pengelolaan gulma pada pertanian gandum

 

Referensi

  1. https://www.canr.msu.edu/wheat/uploads/files/Wheat-101-report-2021-final%20-%20web.pdf
  2. https://extension.umn.edu/small-grains-harvest-and-storage/managing-wheat-harvest
  3. https://www.sepwa.org.au/phocadownload/projects/high_moisture/highmoisturebookfinal.pdf
  4. https://iiwbr.icar.gov.in/wp-content/uploads/2018/02/EB-52-Wheat-Cultivation-in-India-Pocket-Guide.pdf
  5. https://grdc.com.au/resources-and-publications/grownotes/crop-agronomy
  6. https://extension.umn.edu/small-grains-harvest-and-storage/
  7. https://grdc.com.au/resources-and-publications/grownotes/
  8. https://extension.umn.edu/small-grains-harvest-and-storage/drying-wheat-and-barley#adding-heat-1407512
  9. https://site.extension.uga.edu/applingcrop/2019/08/protecting-stored-corn/
  10. https://ipm.missouri.edu/cropPest/2014/10/Insect-Management-Recommendations-for-On-Farm-Stored-Grain/

He, Z., Joshi, A. K., & Zhang, W. (2013). Climate vulnerabilities and wheat production.