Metode dan Persyaratan Pemupukan Barli

Wikifarmer

Tim Editorial

4 menit baca
Metode dan Persyaratan Pemupukan Barli

Pertama-tama, Anda harus mempertimbangkan kondisi tanah lahan Anda melalui pengujian tanah semi-tahunan atau tahunan sebelum mengaplikasikan metode pemupukan apa pun. Tidak ada dua lahan yang identik di dunia, maka dari itu tidak ada satu orang pun yang dapat menyarankan Anda tentang metode pemupukan tanpa mempertimbangkan data uji tanah, analisa jaringan, dan riwayat lahan Anda. Namun, kami akan mencantumkan beberapa program pemupukan standar yang digunakan banyak petani di seluruh dunia.

Umumnya, untuk tumbuh dengan baik dan memberi hasil panen yang tinggi, tanaman barli terutama membutuhkan nitrogen (N), fosfat (P-P2O5), dan kalium (K-K2O), namun juga sulfur (S) dan tembaga (Cu) (1). Tentunya, semua unsur hara ini harus diaplikasikan dalam kuantitas yang cukup untuk membantu tanaman selama pertumbuhan. 

Nitrogen-Untuk pertumbuhan awal yang cepat, daun yang berkembang dengan baik, dan perkembangan barli

Untuk menanam barli pada akhir musim gugur, N dengan jumlah sedikit dibutuhkan hingga akhir Januari atau awal Februari (Munier et al., 2006). Umumnya, tanaman barli menerima kurang dari 50 pon/are atau 56 kg/ha sebelum mencapai tahap penyambungan (Delogu et al., 1998). Sangat penting untuk memberikan N dengan jumlah yang cukup untuk pertumbuhan awal, namun perlu diingat bahwa pemberian yang berlebihan dapat mengakibatkan kehilangan akibat pencucian ketika hujan musim dingin terjadi, kerebahan, dan peningkatan risiko embun beku (Alley et al., 2009). Umumnya direkomendasi untuk mengaplikasikan 50-70% total N pada saat penanaman.

Untuk menghitung jumlah N, Anda dapat menggunakan rumus sebagai berikut (1):

Malting barli

N = [(1.5) x EY] - STN - NPC

Barli biji pakan ternak

N = [(1.7) x EY] - STN - NPC

Di mana:

EY = hasil panen yang diharapkan (gantang/are)NO3-N

STN = nitrat-nitrogen (NO3-N) dihitung pada kedalaman 24 inci (pon/are) NO3-N

Npc = jumlah N yang dipasok oleh tanaman kacang-kacangan sebelumnya (pon/are) NO3-N

Fosfor-untuk memasok energi untuk pertumbuhan dan perkembangan 

Terkait unsur hara ini, petani harus mengingat bahwa pengganti P yang hilang saat pemanenan sangat penting. Lebih tepatnya, sekitar 0.4-0.62 pon P2O5 dibuang dari lahan untuk setiap gantang biji barli yang dipanen.

Rekomendasi yang biasa digunakan untuk petani adalah mengaplikasikan 30-40 pon P2O5/are atau 34-45 kg/ha untuk barli yang diirigasi, sementara untuk lahan kering, rekomendasinya adalah 20-30 pon/are atau 22-34 kg/ha (Munier et al., 2006). Dalam kasus pupuk yang mengandung amonia dan dibenamkan bersama benih, sejumlah 25-30 pon P/are atau 28-34 kg P/ha tidak boleh dilampaui. Pada kasus aplikasi yang disebarkan, jumlahnya dapat digandakan (Ottman dan Thompson, 2015).

Kalium-untuk integritas struktural dan regulasi air tanaman 

Pada kasus fosfor, petani harus mengingat bahwa pengganti K yang hilang pada pemanenan sangat penting. Lebih tepatnya, sekitar 0.3-0.35 pon K2O dihilangkan dari lahan untuk setiap gantang biji barli yang dipanen. 

Kalium biasanya tidak termasuk sebagai pupuk starter. Namun, jika pupuk tersebut digunakan, petani harus sangat berhati-hati, karena K dan amonia mungkin dapat menghancurkan akar benih. Walaupun barli terlihat toleran terhadap garam, total N ditambah dengan K2O tidak boleh melebihi 30 pon/are atau 34 kg/ha (McVay et al., 2009).

Pemupukan daun juga merupakan pilihan dalam pertanian barli. Berdasarkan percobaan, pemupukan daun dengan mangan dan tembaga ditemukan memiliki efek positif terhadap hasil panen biji dan komponennya, kandungan klorofil pada daun, indeks fluoresensi klorofil yang dipilih, indeks area daun/leaf area index (LAI) dan komposisi kimia dari biji. Pemupukan daun dengan mangan menghasilkan peningkatan hasil panen biji dan 1000 massa biji ketika dibandingkan dengan pemupukan daun dengan tembaga. Pemupukan tembaga menghasilkan peningkatan yang lebih besar pada kandungan klorofil relatif pada daun dan kandungan total protein dan abu kasar yang lebih tinggi pada gabah dibandingkan dengan pemupukan mangan (2).

Sejarah, Informasi Tanaman, dan Nilai Nutrisi Barli/Jelai

Prinsip untuk memilih varietas barli terbaik

Persiapan tanah, kebutuhan tanah, dan kebutuhan benih Barli

Persyaratan dan metode irigasi Barli

Metode dan Persyaratan Pemupukan Barli

Hama dan Penyakit Barli

Hasil panen, pemanenan, dan penyimpanan Barli

Pengelolaan gulma pada pertanian barli

 

Referensi

  1. https://extension.umn.edu/cropspecificneeds/barleyfertilizerguidelines
  2. https://www.academia.edu/60139793/RESPONSE_OF_SPRING_BARLEY_TO_FOLIAR_FERTILIZATION_WITH_Cu_AND_Mn
  • Alley, M.H., Pridgen, T.H., Brann, D.E., Hammons, J.L., Mulford, R.L., 2009. Nitrogen Fertilization of Winter Barley: Principles and Recommendations. Virginia Cooperative Extension.
  • Delogu, G., Cattivelli,L., Pecchioni, N., De Falcis, D., Maggiore, T., Stanca, A.M., 1998. Uptake and agronomic efficiency of nitrogen in winter barley and winter wheat. European Journal of Agronomy 9, 11-20.
  • McVay, K., Burrows, M., Jones, C., Wanner, K., Manalled, F., 2009. Extension Publication EB 0186 Montana Barley Production Guide. Montana State University.
  • Munier, D., Kearney, T., Pettygrove, G.S., Brittan, K., Mathews, M., Jackson, L., 2006. Fertilization of small grains. In: UC ANR (Ed.). Small Grain Production Manual. ANR Publication 8208.
  • Ottman, M.J., Thompson,T., 2015. Fertilizing small grains in Arizona. University of Arizona factsheet AZ1346.