Apakah pertanian tanpa olah tanah?

Artikel ini juga tersedia dalam berbagai bahasa berikut:
Artikel ini juga tersedia dalam berbagai bahasa berikut:
English
Español (Spanish)
Français (French)
Deutsch (German)
Nederlands (Dutch)
हिन्दी (Hindi)
العربية (Arabic)
Türkçe (Turkish)
简体中文 (Chinese (Simplified))
Русский (Russian)
Italiano (Italian)
Ελληνικά (Greek)
Português (Portuguese, Brazil)
Tiếng Việt (Vietnamese)
한국어 (Korean)
Apakah pertanian tanpa olah tanah?
Pertanian tanpa olah tanah atau tanpa pembajakan merupakan sistem budi daya yang menghindari semua praktik yang meningkatkan degradasi fisik tanah. Petani telah mempraktikkan Tanpa-pembajakan selama ribuan tahun, hingga lima dekade terakhir, ketika agrikultura industri luas dijalankan. Pada pertanian tanpa pengolahan tanah, pembajakan dihindari karena menghancurkan struktur tanah, partikel tanah disebar, sementara traktor menyebabkan pemadatan tanah.
Sistem Tanpa Olah Tanah menjadi semakin populer sebagai praktik penting dalam agrikultura yang berkelanjutan berkat banyak manfaatnya. Lebih spesifik, sistem ini memungkinkan pelestarian struktur tanah, mengurangi risiko erosi dan pengikisan tanah, memperbaiki penyerapan dan infiltrasi air, serta menaikkan efisiensi irigasi. Lagi pula, tanpa-pembajakan akan membantu keanekaragaman serangga dan mikroorganisme tanah, membuatnya lebih sehat dan lebih stabil.
Dalam sistem demikian, petani biasanya menabur atau menanam tanaman di dalam sisa-sisa tanaman sebelumnya yang tertinggal di lahan (penaburan langsung) tanpa penyiapan tanah. Untuk manajemen gulma, petani dengan sistem tanpa olah tanah menerapkan herbisida organik atau konvensional atau teknik manajemen terintegrasi (misalnya tanaman penutup). Terlepas dari banyak manfaat lingkungannya, banyak petani memilih metode Tanpa-Pembajakan karena hemat waktu dan efisien-biaya.
Artikel ini juga tersedia dalam berbagai bahasa berikut:
English
Español
Français
Deutsch
Nederlands
हिन्दी
العربية
Türkçe
简体中文
Русский
Italiano
Ελληνικά
Português
Tiếng Việt
한국어